PT RAI bekerjasama dengan dua perusahaan swasta yakni PT Ilhabi Rekatama milik Ilham Akbar Habibie dan PT Modal Elang milik mantan Direktur Utama Bursa Efek Indonesia Erry Firmansyah. Sebagian Karyawannya adalah sejumlah eks Karyawan IPTN ( kini PT Dirgantara Indonesia) yang memutuskan pulang dari Luar Negri ditambah anak-anak negri yang baru menyelesaikan pendidikan pembuatan pesawat terbang. Sedang BJ Habibie langsung menjabat sebagai Ketua Dewan Komisaris perusahaan tersebut.
Proyek pertama dari PT RAI adalah untuk membangkitkan pesawat N-250 yang pernah diciptakan oleh BJ Habibie semasa masih menjabat menristek pada era Presiden soeharto. Pesawat N-250 dengan kelas 50 - 70 penumpang ini akan disesuaikan dengan perkembangan teknologi sekarang. Proyek PT RAI ini akan melibatkan berbagai elemen seperti Kemenristek, BPPT, PT DI , Perguruan Tinggi dan lain-lain.
Pesawat N-250 ini mengingat sejarahnya adalah adalah pesawat regional komuter turboprop rancangan asli IPTN . Pesawat ini dulunya digadang-gadangkan menjadi primadona IPTN dalam usaha merebut pasar di kelas 50-70 penumpang dengan keunggulan yang dimiliki di kelasnya waktu itu. PEsawat N-250 ini diluncurkan pertama kali pada tahun 1995 dan menjadi bintang pameran pada saat Indonesian Air Show 1996 di Cengkareng. Pesawat ini dihentikan produksinya setelah krisis ekonomi 1997 hingga sekarang.
Kembalinya BJ Habibie “bertempur” di dunia penerbangan ini tentunya akan menggairahkan kembali industri pesawat kita. Perkembangan teknologi dan industri kita akan semakin bergeliat setelah baru-baru “booming” mobil listrik Nasional yang dipelopori Menteri BUMN Dahlan Iskan.
Semoga kembalinya “gatotkaca” yang sudah sepuh ini dapat menjadi pelecut anak-anak muda negri ini untuk terus bersemangat, tanpa henti berkreatifitas hingga ajal tiba.